Jumat, 26 Desember 2008

tiada kata tiada suara

kakiku terasa ringan keluar dari mobil dan menapakkannya di sebuah halaman panti -sekaligus SLB (khusus penyandang cacat). tak lama kemudian beberapa anak (sekitar 13 orang) berlarian menyongsong kedatangan kami. hhmm.....aku merasa excited demi melihat wajah2 mereka.
satu per satu aku pandangi, ada yg senyum ada yg ngambek dan jutek, ada pula yg hanya menatapku tanpa ekspresi. setelah ngobrol2 sama pengelola panti aku keliling2, hmm.....fasilitas lumayan lengkap. ada secuil pertanyaan yg menggelitik, sebenarnya apa ya yg dibutuhkan oleh anak2 tersebut (materi, perhatian ato kasih sayang). dari pengelola panti aku tahu, sebenarnya sebagian besar mereka anak2 orang berada, hanya kondisi fisik dan/atau mentalnya saja yg tdk diinginkan oleh orang tuanya. memang ada yg sengaja dititipkan, ada pula yg dijemput kembali ke rumah setelah jam sekolah selesai. tetapi ada pula yg memang sengaja dibuang oleh ortunya (tanpa diketahui dimana ortunya berada).
sekian lama bincang2, aku terkesan dengan seorang gadis (namanya yuli-aku lihat tulisan di bajunya), yuli adalah penyandang bisu tuli (agak kesulutan jg aku berkomunikasi, maklum blm pernah belajar bahasa isyarat). ketika yuli melihatku kesulitan menterjemahkan semua bahasa isyaratnya serta merta dia lari ke mengambil kertas dan bolpen, dengan sigap dia menuliskan :"selamat datang ", kemudian aku jawab "terima kasih" (aku ucapkan pelan2 di bibir). kemudian aku dan yuli terlibat pembicaraan yg mengasyikan,kadang2 tersenyum, tak jarang pula sampe tertawa terbahak2. aku mulai belajar bahasa isyarat sedikit2, aku jd tahu dengan menggerakan jari dan telapak tangan maka semua kata yg biasa kita ucapkan dapat diisyaratkan.
tiba waktu untukk pamit, aku lihat segurat kesedihan di wajah yuli, dia genggam tanganku erat2, seakan ga mengijinkan aku pergi. kemudian dia mengangkat tanganya, dengan gerakan jari telunjuk dan jempol (aku ga tahu nih artinya apa), kemudian dia ketawa, sambil menuliskan kata : mbak baik & cantik (yesss.......ga pernah ada yg bilang kayak gini, suamiku aja ga pernah apalagi orang lain..wakakkakakkakak.....). aku jawab terimakasih, kemudian dia mengangkat kedua tangnnya dan melakukan gerakan (nha..kalo ini aku tahu), minta foto bareng sebelum pulang. yuliii....yulii.....begitu indah senyumu, senyum yg tulus. aku menemukan pelajaran berharga darimu....betapa hidup ini adalah peran yg harus kita terima, tiada kata tiada suara, tp matamu bisa memberikan pencerahan bagi siapa saja. tetap semangat ya yuliiii. hidup ini indah di saat kita bs menikmatinya.

2 komentar:

  1. wah mbak...... mengharukan loh
    :D
    dan salut banget mbak masih punya waktu mengunjungi tempat2 tersebut.
    Aku punya sepupu (2 orang ) yang mengalami bisu dan tuli; karena pernikahan insest...

    BalasHapus
  2. tank's mbakyu, masih banyak cerita yg lain. jd kunjungi selalu rumah dias yah....monggo silahken kopinya diminum. hehhehhe

    BalasHapus